Kemitraan antara

Menuju Transisi Energi
Rendah Karbon di Indonesia

MENTARI Mendorong Pengembangan 1 MW Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Halmahera Barat

Photo 1
Halmahera Barat, Maluku Utara dapat menghasilkan 33,5 juta kelapa setiap tahun yang setara dapat menghasilkan 3-3,5 MW listrik tenaga biomassa. (Foto: Dokumenetasi MENTARI)

Wilayah Maluku Utara – khususnya Halmahera Barat – terkenal dengan berlimpahnya buah kelapa, tapi tidak banyak yang mengetahui bahwa limbah kelapa – berupa sabut dan tempurung – dapat membantu mengatasi kekurangan listrik di wilayah tersebut. “Berdasarkan analisa awal, MENTARI mencoba menghitung potensi kelapa di Halmahera Barat yang menghasilkan sekitar 35 juta kelapa setiap tahunnya, dan bisa menghasilkan setara 3-3.5 MW listrik. Namun demikian, masih diperlukan studi lanjutan yang lebih rinci guna memberikan gambaran yang jelas tentang ketersediaan bahan baku yang cukup dan berkelanjutan” jelas Sakti Siregar, Konsultan Biomassa MENTARI.

Laporan IESR (Institute for Essential Services Reform) yang dipublikasi pada Maret 2019 mencatat bahwa di Provinsi Maluku Utara, terdapat potensi energi terbarukan yang bersumber dari bioenergi hingga 35 MW, dan menyimpulkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) berpotensi besar untuk menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM), dimana biaya operasionalnya akan bergantung pada harga pembelian dan transportasi BBM yang berfluktuasi. Dengan adanya regulasi baru di sektor energi terbarukan yang akan segera dikeluarkan oleh Pemerintah, diharapkan tarif pembelian listrik dari PLTBm akan lebih kompetitif, sehingga akan mendorong minat investasi pengembangan proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.

MENTARI bekerja sama dengan PT Dewa Agri Coco Indonesia (DACI) untuk menelaah kesempatan ini lebih jauh. Tahun lalu, DACI sendiri telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Bupati Halmahera Barat untuk membangun pabrik minyak kelapa dan arang.

“MENTARI sangat tertarik dengan proyek ini karena selain memanfaatkan sabut dan tempurung kelapa yang berlimpah dan terbuang, bahan baku ini juga dapat dipakai sebagai bahan bakar dan menghasilkan tenaga listrik yang ramah lingkungan. Bantuan teknis yang MENTARI berikan mencakup analisa ketersediaan bahan baku, perhitungan biaya dan kelayakan secara keuangan dan ekonomi, serta dampak sosial dan lingkungan. Diharapkan bantuan teknis ini dapat meningkatkan kelayakan proyek secara teknis maupun keuangan dan mempercepat terlaksananya pembangunan PLTBm.” jelas Iwan Adhisaputra, Brokerage Lead Program MENTARI.

MENTARI memegang peran penting dalam proyek ini yang berkontribusi terhadap upaya PLN untuk mengurangi penggunaan BBM dan meningkatkan akses terhadap energi terbarukan. Keterlibatan dan dukungan PLN juga sangat penting dimana listrik yang dihasilkan oleh proyek ini nanti dapat sepenuhnya diserap oleh PLN. Hal ini juga akan meningkatkan tingkat rasio elektrifikasi,  menurunkan Biaya Pokok Pembelian (BPP), dan sekaligus mengurangi dampak Gas Rumah Kaca (GRK) di daerah Halmahera Barat.

Photo 2
Dengan kontribusi dari investor energi terbarukan, Pemerintah Halmahera Utara akan merealisasikan energi listrik biomassa sebesar 29 MW dari tahun 2019 hingga 2028 (Foto: dokumentasi MENTARI)

Bupati Halmahera Barat, James Uang, sangat mendukung proyek tersebut. Dalam pertemuannya dengan PT DACI dan MENTARI pada bulan Maret 2021 lalu, Bupati James Uang pun meminta untuk melibatkan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) dan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dalam upaya ini. Ia mengusulkan, contohnya, agar BUMDes dapat menjalankan program pemberdayaan masyarakat untuk mengumpulkan bahan baku sabut dan tempurung kelapa. Program ini dapat berkontribusi dalam hal pemberdayaan perempuan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. MENTARI juga akan melakukan studi lebih lanjut untuk dapat menyertakan peran perempuan dan inklusi sosial dalam proyek biomassa ini.

Related Post